December 6, 2019

#thatmomentwhen liat-liat foto jadi merasa punya banyak PR untuk delete and destroy

Kok begitu?

Iya, karena ternyata ada banyaaaaaaakkkkkkkk foto-foto temen, sodara, kerabat yang saat itu sudah baligh tapi belum berhijab dan sekarang sudah.


Juga foto diri sendiri tentunya, yang dulu sempet ada masanya hobi banget selfie aneka gaya. Tiap hari pose OOTD (Outfit Of The Day). Foto-foto yang sepeninggal saya nanti entah akan dilihat siapa aja, digunakan untuk kepentingan apa. Hmm..jadi kepikiran untuk masukin di surat wasiat nih, jikalau masih ada tersisa foto digital/cetak bisa tolong dihancurkan/dihapus aja.


Emang kenapa sih sebegitunya sama foto? Emang salah ya foto-foto? 
To be honest, it took me quite a while sampe akhirnya merasa taking picture is really not a good idea, apalagi kalo berujung diupload sana sini. Tadinya sih mikir keberadaanku di foto ya tak masalah selama foto itu gak beredar entah ke mana aja. But then mikir lagi, tapi kan aku gak bisa mengendalikan hal itu. Kalo udah siapa yang motoin, ya udah bisa dishare di grup awalnya, lalu bisa jadi ke sosmed, dan di handphone/kameranya sendiri siapa yang menjamin fotoku gak jadi fitnah? 

Jadilah kupikir sebaiknya memang mulai kuhindari saja. Meski belum bisa kuceritain juga ya gimana hasilnya, karena saat nulis ini emang belum ada momen menghindari popotoan. Semoga Allah ridhoi dan mudahkan diri ini untuk bisa istiqomah dengan niatan itu. Aamiin.

Kembali lagi, kenapa sebegitunya sama foto.  

Awalnya karena video ini. Video yang tiba-tiba aja muncul pas kubuka instagram sedangkan selang beberapa lama sebelumnya itu aku habis liburan yang di liburan itu entah kenapa kuputuskan untuk foto bareng peserta liburan dengan pose membelakangi kamera, tangan ke atas dengan jemari membentuk huruf V. Kebayang gak rasanya saat Allah menggerakkan jari ini untuk unmute video itu dan mendengarkan penjelasan ustadz tersebut. Jleeebbbbbb, ditegur langsung!

Lalu pelan-pelan belajar, ternyata kita (wanita) adalah fitnah terbesar bagi laki laki. Sebagaimana di sini dijelaskan terkait hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satu godaan pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740)

Dan setiap kita (wanita) keluar rumah, setan menghiasiMengutip dari sini
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ
Sesungguhnya wanita itu menghadap ke depan dalam bentuk setan dan ke belakang dalam bentuk setan (pula)” (HR. Muslim no.2491).
Makna hadits ini sebagaimana dijelaskan oleh Mujahid rahimahullah: “Ketika wanita menghadap ke depan (datang) maka setan duduk di atas kepalanya lalu menghiasinya untuk orang yang melihatnya dan ketika wanita itu menghadap ke belakang (pergi), setan duduk di atas bagian belakangnya lalu ia memperindahnya untuk orang yang melihatnya” (Al-Jami li Ahkam Al-Qur’an karya Al Qurthubi, juz 12/227).


Dan lalu --setelah dilihat dicermati dan dicoba resapi setiap larangan yang kudengar dan kubaca dari para ustadz yang berilmu, lalu kuperhatikan baik-baik foto diri, foto teman-teman, foto artis-artis, any photo yang beredar di dunia maya yang sangat mudah kuakses itu-- ternyata memang sangat menarik hati tampilan foto-foto itu. Semua keliatan cantik, mempesona, menarik hati. Yang belum berhijab ada yang keliatan cantik anggun, ada yang keliatan seksi menggoda, ada yang ah macam-macam. Yang berhijab pun sama, keliatan cantik dengan padu padan warna manis, anggun. Pokoknya semua cantik! Bahkan foto teman yang bercadar pun keliatan cantik. Emang iya yang keliatan cuma matanya, tapi kedua mata itu berbinar cantik (belum lagi kalo ditambah eyeliner dan maskara). And yes this is me speaking. Aku yang juga seorang wanita bisa melihat dengan jelas dan merasa dengan jelas bahwa mereka yang kulihat itu cantik. Gimana dengan laki-laki yang godaan terbesarnya adalah wanita? 

Udah mah kita ini selalu dihias oleh setan jadi keliatan mempesona mau gimana pun kita merasa kita gak cantik, trus para lelaki itu emang godaan terbesarnya kita (wanita).


Dalam hal ini kita (aku utamanya) gak bisa menjamin kalo fotoku (dan foto teman-kerabat-sodara perempuan yang kuupload) dilihat hanya oleh orang baik nan soleh. Karena orang baik nan soleh juga gak luput dari godaan setan, bisa terfitnah. Disetting close friend only, atau hanya tersimpan di hp teman (atau sodara) misalnya, ya menurutku gak menjamin juga. Kalo pas buka foto itu di sebelah ada laki-laki yang ternyata menikmati wajah dan bentuk tubuh ini gimana? 

Emang sih gak bisa dipungkiri kalo wanita itu suka keliatan cantik, suka dipuji cantik, suka bercermin lamaaa gitu memandang diri sendiri (apalagi pake baju cantik) dan merasa kalo diri cantik. Yang nulis ini gitu juga kok. Sampe sekarang pun sebelum press delete button foto lama masih diliatin dulu. Antara geli kok bisa dulu rutin ootd begitu, sama mbatin 'I do look pretty loh with those outfit'. Trus rasanya sayang gitu kalo pergi ke manaaaaaa gitu gak ada foto yang menunjukkan me was there. Cuma buat dokumentasi kok. Eh tapi trus sayang deh kalo gak diupload, kan bagus fotonya and I look gorgeous there. Dan begitulah godaan. Akhirnya ya makin hepi aja upload karena banyak yang likes and comment.

Iya, aku pernah di posisi itu. Bahkan sampe sekarang pun masih berjuang untuk menghapus sisa-sisa foto yang ada di sosmed. Berat rasanya karena timeline feed instagram yang kurang lengkap, edisi liburan si sana itu ada bagian yang ilang kalo foto dihapus. Huhf.

Tapi, kapan lagi mau dimulai? Kapan mau dilaksanakan? Sedangkan dalam 1 detik ke depan gak tau masih bernyawa atau engga. Apa iya mau ninggalin dosa jariyah yang terus mengalir meski diri sudah dikubur? Foto diri aja udah cukup bisa jadi dosa jariyah, gimana lagi kalo posting foto temen-kerabat-sodara perempuan juga? Nambah lagi dosa jariyahnya dan bisa dituntut mereka di akhirat nanti. Na'udzubillah min dzalik.

Yang sedang kucoba untuk ingat selalu, mungkin bisa jadi pengingat kalian juga. Bahwa yang Allah perintahkan untuk menjaga pandangannya (dalam Al Qur'an surat An Nur ayat 30-31) bukan hanya laki-laki, tapi juga wanita. Dan teruntuk wanita, ditambah larangan menampakkan perhiasannya. Juga bahwa sebaik-baik tempat bagi wanita adalah di dalam rumahnya. 

Dan itu make sense banget kan, jadi saling jaga, saling membantu dalam ketaatan. Kita jaga diri dengan berhijab sempurna dan gak sharing foto, gak membiarkan diri kita menjadi fitnah, secara otomatis kita juga menghindarkan lelaki itu terkena fitnah. Dan percayalah, saat kalian mencoba untuk menutup celah orang lain memandang kalian lewat foto, dengan sendirinya perlahan akan timbul rasa malu dalam diri. Malu kalo di keramaian ada banyak mata laki-laki yang melihat (meski pandangan mereka sebenarnya mungkin biasa aja). Canggung. Merasa gak nyaman. Akhirnya jadi sering nunduk, menghindari kontak dengan laki-laki lain yang bukan mahram. Lihat bagaimana Allah menjaga kita saat kita berusaha untuk taat. Masyaallah. 

Sulit?
Perjalanan menuju ketaatan pasti sulit, karena setan kan gak mau kita taat. Pasti digoda lagi dan lagi, dibisikin ini itu supaya kita tetep tebar-tebar foto. Tapi ya just do it. Ingat, neraka itu dihiasi oleh semua hal yang menyenangkan jiwa, sedangkan surga dihiasi oleh semua hal yang tidak disenangi jiwa. Tepis semua bisikan, ta'awuz, basmallah, delete deh, dan bertekad untuk gak posting foto diri lagi maupun foto temen-kerabat-sodara kita yang perempuan. 

Bisa?
Ternyata bisa kok, dan ternyata baik-baik aja kok gak posting foto diri. Kalo emang lagi berkunjung ke suatu tempat dan mau ngasih liat tempat itu, bisa banget kok sharing foto tempatnya aja tanpa ada kitanya. Boleh lah kalo masih mau foto juga, tapi ya konsumsi pribadi aja. Dan dengan gak posting foto diri malah menghindarkan dari komentar orang ke fisik kita loh. Bhay deh komen yang suka bilang kurusan lah, gemukan lah, bajunya ini lah itu lah dll dsb. Juga menghindarkan dari komentar sok bercanda padahal melecehkan, yang --kutakpaham-- justru datang dari sesama perempuan. Miris. 

Semoga Allah senantiasa memudahkan jalanku (dan kita semua) yang berusaha taat kepadaNya, Allah ridhoi semua perjuangan hijrah kita, dan Allah istiqomahkan kita di jalan lurusNya hingga datang malaikat maut menjemput. Aamiin.



Barakallahu fiik.


No comments:

Post a Comment